Mapala umri– Lahan gambut selalu menjadi perbincangan hangat, terutama terkait kebakaran hutan dan lahan yang sering melanda. Namun, sekelompok Mahasiswa Pecinta Alam dari Universitas Muhammadiyah Riau (Mapala UMRI) justru memilih menghadapi langsung tantangan itu melalui Ekspedisi Gambut di Desa Sungai Rawa, Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak. Mereka meneliti dan mendokumentasikan cara terbaik mengelola lahan gambut agar tetap lestari.
Ekspedisi yang berlangsung selama beberapa 5 hari ini membawa para mahasiswa menelusuri jantung ekosistem gambut yang unik. Dengan kondisi tanah yang basah, berlumpur, dan sering kali sulit diakses, perjalanan mereka bukan sekadar petualangan biasa. Mereka harus menghadapi tantangan medan yang berat, hingga ancaman cuaca ekstrem yang bisa berubah sewaktu-waktu. Namun, semua itu justru menjadi pengalaman berharga dalam memahami bagaimana gambut berfungsi dan bagaimana masyarakat setempat mengelolanya.
Salah satu temuan menarik dari ekspedisi ini adalah teknik pengelolaan lahan gambut oleh masyarakat Desa Sungai Rawa. Mereka menggunakan metode berbasis kearifan lokal untuk menjaga kelembaban gambut agar tidak mudah terbakar, seperti sistem sekat kanal dan pengelolaan tanaman tertentu yang mampu menyerap air dengan baik. Metode ini dinilai lebih ramah lingkungan dibandingkan cara konvensional yang sering kali mengeringkan lahan secara berlebihan dan meningkatkan risiko kebakaran.
Selain itu, Mapala UMRI juga menemukan bahwa pemanfaatan lahan gambut untuk pertanian nanas yang bisa dilakukan dengan pendekatan agroforestri, yaitu mengkombinasikan tanaman pangan dengan pohon-pohon yang cocok untuk ekosistem gambut. Cara ini tidak hanya menjaga keseimbangan ekosistem, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat setempat. Beberapa petani di desa tersebut telah sukses menerapkan metode ini dan mendapatkan hasil panen yang cukup baik tanpa merusak struktur tanah gambut.
Hasil ekspedisi ini nantinya akan disusun menjadi laporan akademik dan dipublikasikan agar bisa menjadi referensi bagi pemerintah daerah, akademisi, maupun masyarakat luas. Dengan penelitian ini, diharapkan semakin banyak pihak yang memahami pentingnya menjaga ekosistem gambut dan bagaimana mengelolanya secara bijak tanpa merusak keseimbangan lingkungan.
Petualangan dan penelitian Mapala UMRI di tanah gambut ini bukan sekadar perjalanan biasa. Mereka bukan hanya menelusuri jejak di rawa, tetapi juga membawa pulang ilmu berharga tentang bagaimana menjaga warisan alam yang rapuh ini. Dengan semakin banyaknya penelitian seperti ini, harapan akan masa depan gambut yang lestari dan bebas dari ancaman kebakaran semakin terbuka lebar.