Mapala UMRI Saves Forests, Protects Rivers for the Good of Imbo Putui Customary Forest

Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Muhammadiyah Riau (MAPALA UMRI) berhasil meraih pendanaan dari Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH) di bawah Kementerian Keuangan Republik Indonesia, untuk menjalankan program bertajuk “Save the Forest, Protect the River for the Better Imbo Putui.” Program ini menjadi tonggak penting dalam upaya pelestarian kawasan hutan dan sungai di wilayah adat Imbo Putui, Desa Petapahan, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar.

Dari 2.191 proposal yang masuk sejak 19 Februari hingga 4 Maret 2025, hanya 346 usulan dari seluruh Indonesia yang lolos seleksi ketat Tim Percepatan Small Grant Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Pengumuman resmi baru dirilis BPDLH pada 28 April melalui kanal resmi mereka.

Kegiatan di Hutan
Kegiatan Di Hutan
Inisiatif ini merupakan aksi nyata Mapala Umri dalam menjawab tantangan kerusakan lingkungan hidup, khususnya di kawasan yang memiliki nilai ekologis dan budaya tinggi. Melalui dukungan dana dari BPDLH, MAPALA UMRI akan mengimplementasikan berbagai kegiatan konservasi, seperti reforestasi dan kampanye edukatif kepada generasi muda tentang pentingnya menjaga hutan dan sungai.

Marfuad selaku ketua Mapala Umri mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada BPDLH atas kepercayaan dan dukungan yang diberikan melalui program Layanan Dana Masyarakat untuk Lingkungan.

“ Melalui pendanaan ini, kami akan merealisasikan program Aksi Pemuda Hijau: Save the Forest, Protect the River for the Better Imbo Putui, sebagai bentuk nyata komitmen generasi muda dalam menjaga kelestarian hutan dan sungai yang menjadi jantung kehidupan masyarakat,” Ujar Fuad.

Wilayah Imbo Putui dikenal sebagai salah satu kawasan hutan adat yang memiliki fungsi ekologis penting dalam menjaga kestabilan iklim mikro, sumber air, dan keanekaragaman hayati. Namun dalam beberapa tahun terakhir, kawasan ini menghadapi ancaman akibat deforestasi dan alih fungsi lahan.

MAPALA UMRI menggandeng berbagai mitra lokal, termasuk tokoh adat, pemerintah desa, serta komunitas lingkungan untuk memastikan program ini berjalan partisipatif dan berkelanjutan. Kegiatan ini juga akan diselaraskan dengan prinsip-prinsip pengelolaan lingkungan berbasis masyarakat dan inklusif terhadap kelompok rentan.

mapala umri

Mahasiawa Pecinta Alam Universitas Muhammadiyah Riau

Leave a Reply